
Sebanyak 29 robot akan mulai mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak di Korea Selatan. Kementerian Pendidikan, Selasa (28/12/2010), menyebutkan, robot putih oval itu disebut Engkey, dan dikembangkan oleh Institut Ilmu Pengetahuan Teknologi Korsel (KIST).
"Anak-anak  tampak menyukainya karena robot terlihat, ya, lucu dan menarik. Tetapi  beberapa orang dewasa juga menyatakan ketertarikan, mengakui tidak  terlalu gugup berbicara dengan robot dibanding dengan orang asli."
Kata Pejabat kantor pendidikan Kota Daegu,
Ke-29  robot itu mulai mengajar pada Senin di 21 sekoldah dsar di kota Daegu,  wilayah tenggara Korsel. Robot tersebut setinggi satu meter dan berwajah  layar televisi, bergerak dalam kelas menggunakan roda sebagai kaki saat  berbicara kepada siswa.
Ia  juga membaca buku dan menari mengikuti musik dengan menggerakkan kepala  dan tangannya. Wajah robot tersebut digambarkan sebagai perempuan  berkulit putih, dikendalikan jarak jauh oleh guru bahasa Inggris di  Filipina yang dapat melihat dan mendengar para siswa melalui sistem  kendali jarak jauh.
Kamera  mendeteksi ekspresi wajah guru di Filipina dan dalam sekejap tampak  pada "wajah" robot, kata ilmuwan senior KIST Sagong Seong-Dae. "Guru  dari Filipina yang terdidik dan berpengalaman lebih murah dibanding guru  setimpal di mana pun, termasuk di Korsel," katanya.
Selain  membacakan buku, robot tersebut menggunakan piranti lunak yang sudah  terprogram supaya dapat bernyanyi dan melakukan permainan alfabet dengan  anak-anak.
"Anak-anak  tampak menyukainya karena robot terlihat, ya, lucu dan menarik. Tetapi  beberapa orang dewasa juga menyatakan ketertarikan, mengakui tidak  terlalu gugup berbicara dengan robot dibanding dengan orang asli," kata  pejabat kantor pendidikan kota Daegu Kim Mi-Young.
Kim  mengatakan, kemungkinan beberapa unit akan dikirim ke wilayah terpencil  Korsel yang dihindari oleh guru bahasa Inggris. Ia mengatakan, robot  tersebut masih dalam tahap percobaan.
Tetapi  para pejabat kemungkinan akan menyewa mereka penuh bila peneliti dapat  meningkatkan mutu dan membuatnya lebih mudah dikendalikan serta lebih  terjangkau.
"Memiliki  robot dalam ruang kelas membuat para murid lebih aktif berpartisipasi,  terutama murid malu yang takut berbicara ke guru manusia," kata Kim.
Ia  menekankan percobaan tersebut bukan untuk menggantikan guru manusia  dengan robot. "Kami membantu industri kunci dan strategis, dan  seluruhnya bersamaan dengan memberikan perhatian kepada anak-anak  mengenai apa yang mereka pelajari," tuturnya.
Program  percobaan empat bulan itu disponsori oleh pemerintah, yang telah  menggelontorkan investasi sebesar 1,58 miliar won (Rp12,34 miliar).
Para  ilmuwan telah melakukan program percobaan di sejumlah sekolah sejak  2009 untuk mengembangkan robot yang mengajarkan bahasa Inggris,  matematika, ilmu pengatahuan alam dan mata pelajaran lain dalam berbagai  tingkat kelas seharga lima hingga delapan juta won.
Sagong  menekankan, saat ini tiap itu seharga 10 juta won, sebagian besar hanya  membantu guru manusia tetapi pada akhirnya akan memiliki peran lebih  besar.
Mesin  tersebut dapat menjadi alat yang efesien untuk mengasah kemampuan  berbahasa untuk banyak orang yang merasa gugup bila berbicara dengan  orang asing asli, katanya.
"Ditambah,  mereka tidak akan mengeluhkan asuransi kesehatan, izin sakit dan uang  pesangon, atau meninggalkan dalam tiga bulan untuk pekerjaan yang lebih  baik di Jepang... semua yang Anda perlukan hanya perbaikan dan ’upgrade’  secara berkala,"









0 komentar:
Posting Komentar